Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Investigasi

Revitalisasi Sekolah di Tubaba Disorot: Pengawas Absen, Pekerja Tak Gunakan APD

15
×

Revitalisasi Sekolah di Tubaba Disorot: Pengawas Absen, Pekerja Tak Gunakan APD

Sebarkan artikel ini
Tubaba
Revitalisasi Sekolah di Tubaba
Example 468x60

Program Bantuan Pemerintah untuk Minimnya kontrol dari pihak berwenang membuat pelaksanaan proyek terkesan dibiarkan begitu saja. Padahal, pengawasan adalah kunci utama agar pembangunan berjalan sesuai rencana, tepat sasaran, dan tidak menjadi ladang pemborosan anggaran negara. Lemahnya pengawasan jelas membuka celah terjadinya penyimpangan dan menurunkan kualitas hasil pekerjaan.

Pantauan di lapangan memperlihatkan kondisi memprihatinkan. Di sejumlah titik proyek, para pekerja tampak bekerja tanpa perlengkapan keselamatan. Tidak ada helm, sepatu, atau sarung tangan—seolah aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hanya formalitas di atas kertas. Lebih parah lagi, pengawas lapangan yang seharusnya memastikan keamanan dan kualitas kerja nyaris tak pernah terlihat.

Tiga sekolah di Tubaba tercatat sebagai penerima program revitalisasi:

  • SMP Bina Desa Tulang Bawang Tengah, Penumangan, pagu anggaran Rp540.000.000,00
  • SD Negeri 16 Tulang Bawang Tengah, Tirta Kencana, pagu anggaran Rp784.138.900,00
  • SD Negeri 40 Tulang Bawang Tengah, Panaragan Jaya, pagu anggaran Rp1.051.894.991,00

Ironisnya, Kepala Sekolah SMP Bina Desa, Aris Sutopo, S.Pd, secara terbuka mengakui pengawas proyek hanya muncul sesekali.

“Minggu kemarin pengawasnya datang, tapi sekarang belum. Mungkin besok datang,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).

Pernyataan serupa disampaikan Samsul, pekerja di SDN 16 Tulang Bawang Tengah. Ia mengatakan pengawas lebih sering “numpang lewat” daripada benar-benar bekerja.

“Jarang datang. Kadang sehari dua kali datang, tapi cuma sebentar, lalu pergi lagi,” tegasnya.

Sementara Mingun, pekerja di SDN 40 Tulang Bawang Tengah, mengaku kebingungan karena kekurangan material dan tidak tahu harus melapor ke siapa.

“Pengawas jarang sekali datang. Dalam seminggu paling sekali dua kali. Cat habis, pasir juga habis. Mau lanjut kerja saja bingung,” keluhnya.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: ke mana para pengawas proyek dan pihak Dinas Pendidikan Tubaba? Proyek dengan nilai miliaran rupiah seharusnya dijaga ketat, bukan dibiarkan berjalan tanpa arah.

Hingga berita ini dipublikasikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tubaba belum memberikan tanggapan. Pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp juga tak kunjung dijawab.

Eki

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *